TUGAS 4 "BUDIDAYA ENCENG GONDOK"
BUDIDAYA ENCENG GONDOK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Eceng gondok dengan cepat
berkembang di tempat yang perairannya terkena limbah karena bisa mengikat
logam berat dalam air seperti besi, seng, tembaga, serta raksa. Karena
perkembangannya sangat pesat, jika didiamkan, eceng gondok dapat
menyebabkan perairan menjadi dangkal karena sedimentasi. Meskipun
demikian, Eceng Gondok dapat dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi,Peluang Usaha Eceng Gondok sangat
bagus karena enceng gondok banyak kegunaanya .
.
1.2
Rumusan
masalah
Bagaimana cara membuat enceng gondok
menjadi yang benilai ekonomis?
Diolah jadi apa saja enceng gondok?
1.3
Tujuan
Penulisan
mengetahui cara
mengolah enceng gondok
mengetahui
dijadikan barang apa saja enceng gondok
BAB 2
ISI
1.Sebagai Bahan Kerajinan
Tangan – Handcraft
Eceng gondok dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan
kerajinan tangan eceng gondok yang cantik dan memiliki nilai jual
yang tinggi. Nilai jual sebuah tas cantik dari Eceng Gondok misalnya,
biasa di hargai antara Rp 15.000 hingga Rp 20.000. Bahkan di beberapa
gerai bisa mencapai Rp 80.000, tentu saja dengan kreativitas dan kualitas yang
tinggi. Eceng Gondok juga bisa di jadikan furniture sebagai pengganti
rotan, harganya tentu saja lebih tinggi. Yaitu bisa mencapai Rp
5.000.000 hingga Rp 15.000.000 per set, pasar eksport-pun juga masih
terbuka luas. Tapi pembuatan kerajinan tangan Eceng Gondok butuh proses
yang lumayan lama, berikut langkah- langkahnya:
1.
Pisahkan pangkal tangkai eceng gondok,
setelah itu keringkan sekitar dua minggu.
2.
Sesudah eceng gondok kering, bentuk
kepangan kepangan panjang.
3.
Eceng gondok pun sudah siap dianyam
menjadi barang kerajinan tangan yang diinginkan, mulai dari tas cantik,
pot bunga, tempat pensil, tempat sampah, kotak tisu, topi anyaman ,
perlengkapan dapur, sampai furniture.
4.
Agar lebih meningkatkan daya tarik,
hasil anyaman dapat dicat dan dipernis. Kreativitas anda dalam membuat
desain sangat di perlukan agar hasil kerajinan tangan yang dihasilkan
dapat menarik dan berkualitas serta memiliki nilai jual yang tinggi.
2.
Sebagai Pakan Hewan Ternak
Bila
Eceng gondok digunakan sebagai pakan ternak, eceng gondok mesti diolah
terlebih dahulu sebab memiliki kandungan serat kasar yang tinggi. Salah
satunya diolah terlebih dahulu melalui teknik fermentasi. Dalam proses
ini, eceng gondok diolah menjadi tepung, kemudian difermentasi secara
padat dengan bantuan campuran mineral serta mikroba Trichoderma harzianum
yang dilakukan selama empat hari dalam suhu ruang.
Teknik fermentasi ini
dapat meningkatkan nilai gizi yang terdapat didalam eceng gondok. Protein kasar
meningkat sebesar 61,81 % (6,31 ke 10,21 persen) serta serat kasar turun
hingga 18 % (dari 26,61 ke 21,82 persen). Bila diberikan kepada ayam, eceng
gondok hasil fermentasi ini tidak menyebabkan pengaruh yang berbeda secara
nyata terhadap konsumsi, konversi pakan, bobot hidup, lemak abdomen,
persentase karkas, serta bobot organ pencernaan, walau terdapat
kecenderungan penurunan nilai gizi pada peningkatan produk fermentasi eceng
gondok. Karena itu, eceng gondok hasil fermentasi bisa dicampurkan hingga
15 % didalam pakan ayam pedaging.
3. Sebagai Bahan Pembuatan
Biogas
Eceng gondok ternyata
juga dapat dijadikan bahan baku bagi pembuatan biogas. Proses pembuatannya pun
sangat mudah dan tidak menimbulkan bau apa pun, tak seperti biogas dari
kotoran makhluk hidup. Yang harus dipersiapkan yaitu drum bekas yang sudah
dimodifikasi. Selain itu, kita juga butuh pipa pengalir serta kantong
plastik atau drum guna menampung gas hasil dari eceng gondok yang telah
dibusukkan.
Berikut ini langkah langkahnya:
1.
Eceng gondok basah dicacah kecil kurang
lebih 1 cm, kemudian dimasukkan ke dalam drum modifikasi, serta
ditambah air. Dengan perbandingan 1 : 1.
2.
Sesudah dianggap cukup, diamkan selama
seminggu. Kemudian, buka keran yang ada di atas drum modifikasi
guna mengeluarkan oksigen.
3.
Untuk melakukan test apakah ada gas
atau tidak, nyalakan korek api di dekat keran. Bila menyala, segera salurkan
gas tersebut ke plastik atau drum tempat menampung gas. Dari tempat
menampung inilah gas bisa disalurkan ke kompor. Kita dapat menggunakannya
untuk memasak dan keperluan lain.
4.
Agar menambah kekuatan semburan gas,
letakkan batu besar di atas penampung gas untuk menekannya. Banyaknya gas
bergantung pada seberapa banyak jumlah eceng gondok yang kita masukkan. Sebagai
gambaran, eceng gondok seberat 200 kg bisa menghasilkan biogas yang cukup
bagi keperluan seminggu dengan pemakaian 1,5 jam / hari. Selain lebih irit
ongkos, biogas dari eceng gondok juga aman dari kemungkinan kebocoran gas.
4. Sebagai Bahan Baku Pembuatan Briket
Berikut ini cara pembuatan briket dari ecang gondok.
1.
Cincang eceng gondok seukuran ujung
ruas jari, kemudian jemur selama 3 hari sampai kering. Bila cuaca
mendung, proses penjemuran dapat memakan waktu sampai 5 hari.
2.
Campurkan cincangan eceng gondok kering
dengan cairan kanji sebagai pengikat. Perbandingannya 80 : 20.
Larutan kanji ini berfungsi untuk merekatkan partikel - partikel dalam
bahan baku sehingga briket yang didapat cukup padat.
3.
Cairan kanji yang di gunakan sebagai
pengikat berbahan dasar organik menghasilkan abu yang lebih sedikit saat
briket di bakar atau di gunakan dan umumnya merupakan bahan perekat yang
efektif. Mencampurnya hendaknya dilakukan saat kanji masih berupa tepung
supaya tidak menggumpal. Kanji ditaburkan di atas cacahan terlebih dahulu,
baru kemudian diberi air hingga kental.
4.
Setelah itu campuran ini dibentuk bulat
seukuran bakso dengan cara meremas - remas menggunakan telapak
tangan. dapat juga menggunakan alat pres briket. Sesudah berbentuk
bulatan, bahan briket dikeringkan lagi menggunakan cara dijemur sinar
matahari selama tiga hari.
5.
Tahap akhir adalah karbonisasi.
Karbonisasi adalah suatu proses yang penting pada pembuatan briket eceng
gondok supaya didapat struktur rantai karbon yang lebih panjang. Semakin
panjang rantai karbon, hasil pembakaran yang didapat lebih sempurna atau
lebih panas serta bersih. Pada proses pembakaran atau , kompor kaleng harus dalam keadaan
tertutup. Pada bagian atas diberi lubang dengan diameter sekitar 4 cm, sebagai
jalan masuk oksigen yangmerupakan syarat terjadinya pembakaran. Pada kondisi
kaleng yang hampir tertutup ini, akan terjadi akumulasi asap pembakaran yang
bisa meningkatkan kadar karbon briket. Sesudah melewati tahap karbonisasi,
briket eceng gondok siap digunakan.
Selain menggunakan
tungku atau kompor kaleng, briket eceng gondok ini juga dapat
digunakan menggunakan tungku tanah liat. Tapi terdapat kelemahan, abu sisa
pembakaran mudah beterbangan serta terhirup ke pernapasan. Solusinya,
masyarakat agar menggunakan kompor briket dengan memanfaatkan kaleng bekas
cat tembok.
Cara pembuatannya
sederhana, 2 kaleng cat tembok bekas direkatkan bertumpuk. Pada kaleng bagian
bawah dibagi dua dengan penyekat berlubang - lubang. Penyekatan kaleng
bagian bawah dimaksudkan guna meletakkan briket di bagian atasnya, serta
sisa abu pembakaran bisa ditampung di dasar melalui sekat berlubang. Sedangkan
pada kaleng bagian atas digunakan untuk menyangga panci atau kuali.
BAB 3
PENUTUP
Anda dapat
menggunakan Eceng gondok sebagai salah satu peluang usaha eceng gondok tetapi fokuslah
terhadap salah satu jenis usaha eceng gondok terlebih dahulu, bila sudah cukup
sukses baru bisa menggunakan eceng gondok menjadi karya yang lebih banyak atau
membuat usaha enceng gondok lebih banyak, Semoga informasi ini bermanfaat bagi
kita.
BAB 4
Daftar
pustaka
Komentar
Posting Komentar